Jogjakarta- Gerakan Daulat Budaya Nusantara selenggarakan acara di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, Srimulyo, Piyungan, Sabtu (10/2/2024) Malam.
Aspek kebudayaan dinilai penting dalam membangun sebuah bangsa, maka dari itu Daulat Budaya Nusantara mengadakan acara Simphony Senja Titipan dengan tajuk Meruwat Nusantara Mendamaikan Indonesia yang berkolaborasi dengan Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) dibawah kepemimpinan KH Muhamad Jadul Maula.
Salah seorang santri Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, Madha Soentoro menjelaskan kronologi Daulat Budaya Nusantara (DBN) mengadakan acara di Pondoknya.
Sebelumnya, DBN melakukan ruwatan di sembilan titik di Nusantara. Program turunan dari ruwatan tersebut adalah Kenduri Budaya yang akan diselenggarakan di 99 titik se Indonesia. Kemudian teman-teman DBN tanya, bisa engga ketemu dengan Kyai mu (KH M Jadul Maula, red) karena beliao selain pengasuh pondok juga ketua Lesbumi,” ujar Madha.
Visi misi Gerakan Daulat Budaya Nusantara adalah meruwat nusantara.
Setelah melakukan pertemuan dengan KH. M Jadul Maula, barulah tercetus acara tersebut.
“Dalam pertemuan, temen-temen DBN menyampaikan visi misi dan tujuan dari program. Ternyata pak Kyai punya pandangan yang sama. Maka Ponpes Budaya Kaliopak ini menjadi salah satu titik acara Ruwahan tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu pendiri Gerakan Daulat Budaya Nusantara (DBN), Teguh Haryono menambahkan DBN akan serius dan terus mendiskusikan kebudayaan yang menjadi bagian yang paling penting dari bangsa.
Ia menilai bahwa kebudayaan yang menyelamatkan bangsa dari tergerusnya moral di zaman modern.
“Pemerintah boleh mengatakan bahwa harus punya ketahanan ekonomi, ketahanan kesehatan dan sebagainya, tapi saya melihat kebudayaan menjadi benang merah yang menggerakkan itu semua,” jelasnya.
Perkembangan teknologi dinilai telah masuk terlalu dalam dan merubah kiblat budaya Indonesia. Kekhawatiran tentang jati diri bangsa Indonesia yang memudar menjadi alasan Daulat Budaya Nusantara menginisiasi beberapa gerakan.
“Di setiap tempat, kita pasti kolaborasi dengan kebudayaan yang ada disana,” jelasnya.
“Budaya tidak hanya cuma seni, seni adalah bagian dari budaya. Tapi yang lebih saya tekan kan, budaya adalah budi daya dan daya budi,” imbuhnya.
Teguh menilai makna budaya tersebut semakin samar dan mulai pudar. Maka dari itu, DBN ingin mencoba menggerakan itu.
Dalam acara tersebut ikut hadir beberapa tokoh terkemuka di Indonesia seperti Sujiwo Tejo, Connie Costantia, Orkes Omah Gindol dan Sholawat Emprak Kaliopak.Hal yang menarik adalah acara dibuka oleh penampilan dari Sholawat Emprak Kaliopak. Tembang dengan judul Yo Sayyid dan Montro-montro menggema mengiringi doa-doa untuk meruwat nusantara.